Tantangan Tahun Pertama Pernikahan
Tahun-tahun
pertama perkawinan adalah masa-masa penyesuaian pasangan dalam meleburkan
kepentingan dua kepala dan individu menjadi satu kepentingan atas nama bersama.
Di masa ini pasangan memiliki persepsi serba positif mengenai konsep
pernikahan. Sikap positif thingking menjadi dasar setiap pasangan dalam
mewujudkan kehidupan perkawinan yang ideal seperti yang mereka bayangkan.
Masa-masa
pernikahan juga bisa menjadi masa-masa penuh cobaan karena penyesuaian awal ini
butuh pengorbanan. Jika berhasil, pasangan akan memasuki tahap berikutnya
dengan landasan yang lebih kokoh. Sebaliknya, jika gagal menyesuaikan diri dan
menghabiskan banyak energi untuk memahami atau menuntut pasangan agar sesuai
dengan harapan, maka perkawinan akan disibukan dengan hal-hal kecil. Kalau
dibiarkan akan menjadi besar.
Bagaimana
melewati cobaan yang lebih berat di tahun-tahun mendatang, jika pada masa awal
saja pasangan tidak saling mendukung. Banyak sekali hal-hal yang dapat menjadi
hambatan di tahun-tahun pertama perkawinan. Mulai dari pembagian tanggung jawab
rumah tangga, alokasi keuangan, hingga ke masalah sosialisai dengan keluarga
besar pasangan.
Dengan
mengenali sumber konflik dan tantangan pertama tahun perkawinan, disarankan
agar pasangan bisa melakukan introspeksi diri dan segera kembali ke konsep awal
pernikahan. Tantangan itu hendaknya justru memperkuat kehidupan rumah tangga
untuk memasuki tahap berikutnya yang tak kalah menantang dan bukannya
menggoyahkan ikatan.
Tantangan-tantangan
yang akan dihadapi adalah seperti:
Sukar melepaskan gaya hidup lajang
Banyak
individu yang memasuki gerbang rumah tangga dengan pemahaman bahwa pasangannya
akan memahami gaya hidupnya saat melajang. Sebaiknya saling terbuka
membicarakan sejauh mana batas toleransi terhadap kebiasaan dan hobby
masing-masing.
Ekspektasi berlebih
Umumnya
pasangan yang baru menikah membayangkan kehidupan yang serba indah dan pasangan
bersikap serba sempurna dalam menjalani hidup berumah tangga. Seseorang
terpaksa menahan kecewa, karena pasangannya yang dulu ia bayangkan saat masih
pacaran ternyata berbeda dengan setelah menikah. Jangan berharap terlalu tinggi
terhadap pasangan, karena akan kecewa dan putus asa jika harapannya tak
terpenuhi. Sebaiknya menerima kenyataan yang ada. Anggaplah kekurangan itu
sebagai anugrah dan tantangan bagi kita untuk mengimbanginya dengan kelebihan
kita.
Sukar menyatukan pendapat
Tak
sedikit pasangan yang baru menikah menghabiskan waktu berduanya dengan
berargumentasi membicarakan hal-hal yang tak terlalu penting. Saat baru menikah
pasangan masih mempertahankan egonya masing-masing. Sebelum menikah mereka
bertindak memutuskan sendiri. Namun setelah menikah semua keputusan diambil
harus dengan kesepakatan bersama. Tidak ada salahnya bila masing-masing belajar
berkompromi dan mengalah demi kesenangan yang lain.
Sulit beradaptasi
Tingkat
keluasan bersosialisasi seseorang berbeda-beda. Ada yang mudah masuk
kelingkungan yang lebih besar tapi ada juga yang tidak. Bila seseorang sulit
membaur dengan keluarga pasangannya, sebaiknya si suami/isteri memberi
pengertian kepada pasangannya, bahwa keluarganya adalah keluarga pasangannya
juga. Sebaiknya pasangan juga tidak terlalu menuntut adaptasi secepat kilat
dari pihak yang lain. Bagaimanapun lingkungan baru yang besar membutuhkan
perjuangan sendiri untuk bisa masuk ke dalamnya.
Uangku, uang kita
Pasangan
yang berkarir sebelum menikah mengalami banyak benturan mengenai keuangan
bersama setelah memasuki gerbang rumah tangga. Keuangan rumah tangga modern yang
makin fleksibel sebenarnya jauh memudahkan pasangan yang sama-sama
berpenghasilan sendiri untuk berkompromi. Tinggal pilih, mau tabungan bersama
atau pembagian pembiayaan rumah tangga berdasarkan pos-posnya.
Terusik masa lalu
Setelah
menikah, sebaiknya masa lalu disimpan didalam hati saja. Bila bagian dari masa
lalu kembali mengusik setelah kita berumah tangga, yang harus diingat adalah
tanggung jawab terhadap komitmen pernikahan dengan pasangan. Biarlah masa lalu
menjadi kenangan dan mulailah masa kini dengan harapan baru menuju masa depan
yang bahagia. (pernikahan.com)